Kunci Ketenangan Dalam Al-Ta’wilat Al-Najmiyyah Fi Tafsir Al-Isyari Al-Shufi Karya Syaikh Najmuddin Al-Kubra
Keywords:
Ketenangan, Hati, al-Ta’wilat al-Najmiyyah Fi Tafsir Al-Isyari Al-ShufiAbstract
Pokok permasalahan yang akan dibahas dalam jurnal ini dilatarbelakangi oleh pentingnya selalu berdzikir (ingat) kepada Allah Subhânahu Wa Ta’âla. Dalam al-Qur’an surat al-Ra’d ayat 28 ada yang mengartikan bahwa hati mempunyai tempat ketenangan, jika hati itu selalu mengingat Allah Subhânahu Wa Ta’âla. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan yang menggunakan pendekatan analisis isi. Data primer dalam penelitian ini adalah bagian dari Tafsīr Isyarī atau kitab sufi karangan, Najamuddin al-Kubrā, al-Sulamī, al-Qusyairī al-Alusī dan Ibnu Ajibah, kemudian ayat-ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan ketenangan hati. Hasil dari penelitian ini Syaikh Najmuddin Al-Kubra menafsirkan ayat-ayat tentang ketenangan hati dalam kitabnya Al-Ta’wilat Al-Najmiyyah Fi Tafsir Al-Isyari Al-Shufi. Arti ketenangan ada banyak, mulai dari ketenangan yang paling rendah, terperdaya, dan ketenangan yang paling tinggi. Ketenangan yang paling tinggi adalah Ma’rifatullah (mengenal Allah melalui dzauq atau perasaan) orang tersebut disebut ‘Arif billah (orang yang benar-benar mengenal Allah Subhânahu Wa Ta’âla). Ketenangan ini diperoleh melalui riyadhah (latihan) dan amalan dzikir yang dilakukan oleh mursyid kamil mukammil, mempunyai sanad sampai kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam


